Medan | Halomedan.com
Dalam suasana santai Jumat sore yang hangat, perbincangan ringan namun penuh makna terjadi antara Sarmad, General Manager Santika Hotels & Resorts, dan Rianto—jurnalis senior Medan yang lebih dikenal dengan nama Anto Genk. Bertempat di sebuah kafe ulos favorit di jantung kota Medan, bincang-bincang ini mengungkap sisi lain dari sosok pemimpin hotel berbintang tersebut.
Sarmad, yang telah dipercaya selama lima tahun memimpin Hotel Santika Premiere Dyandra Medan—bagian dari jaringan besar di bawah naungan Kompas Media Group—menunjukkan sosok yang rendah hati dan sederhana. Ia bukan tipe pemimpin yang suka menonjolkan diri. Dengan gaya bicara yang tenang dan bersahaja, ia menyampaikan pandangannya terkait dunia perhotelan di tengah tantangan ekonomi saat ini.
"Kita harus tetap beri yang terbaik agar suasana ekonomi yang belum stabil ini tidak mengganggu pelayanan. Hotel harus bisa bertahan dengan berbagai inovasi dan pendekatan," ujarnya kepada Anto Genk, Jumat (16/5).
Obrolan mereka merambah berbagai topik, mulai dari kondisi politik lokal hingga nasional, sebelum kemudian berhenti sejenak untuk menunaikan Shalat Maghrib bersama. Menariknya, Sarmad menjadi imam dalam ibadah tersebut—momen yang menurut Anto sarat pesan moral dan menenangkan hati.
Setelah itu, keduanya melanjutkan perjalanan menyusuri Jalan Wahid Hasyim dan berhenti di salah satu ikon kuliner Medan, Ucok Durian. Sambil menikmati durian yang legit dan tebal, Sarmad tak bisa menyembunyikan kekagumannya. "Enak, Bang. Sudah lima tahun saya di Medan, baru kali ini duriannya terasa luar biasa, seperti durian motong," ujarnya sambil tersenyum khas.
Perjalanan malam itu ditutup dengan menikmati suasana angkringan di sepanjang Jalan Gatot Subroto, yang semakin menghidupkan wajah kota Medan di malam hari. Anto Genk pun mengaku merasa tersanjung bisa menghabiskan waktu bersama Sarmad.
"Ini sebuah kehormatan dan silaturahmi yang sangat berharga. Semoga terus terjalin," ucapnya penuh haru.
Sosok Sarmad menjadi contoh bahwa menjadi pemimpin tak harus selalu dengan gaya formal dan kaku. Dengan kerendahan hati dan kepedulian terhadap sekitar, ia menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati datang dari hati.Red