Tel Aviv - Untuk pertama kalinya sejak berdirinya negara Israel pada 1948, sebuah roket dilaporkan menghantam kawasan Bnei Brak—distrik ultra-Ortodoks yang terletak di timur Tel Aviv. Insiden ini terjadi di tengah memanasnya konflik militer antara Israel dan Iran.
Menurut laporan harian Haaretz, roket yang diduga diluncurkan oleh Iran mengenai sebuah rumah warga dan menewaskan seorang pria lansia berusia sekitar 80 tahun. Ledakan tersebut juga menyebabkan kerusakan parah dan menciptakan kepanikan di tengah masyarakat yang selama ini meyakini kawasan tersebut sebagai tempat yang aman secara spiritual.
"Bahkan saat Perang Teluk pertama, tak satu pun roket jatuh di sini. Semuanya selalu menghantam Ramat Gan atau Petah Tikva," ujar seorang warga kepada Haaretz. Keyakinan itu bertumpu pada ajaran dua tokoh agama besar, Rabbi Shazon Ish dan Rabbi Chaim Kanievsky, yang diyakini telah memberkati kota dengan perlindungan ilahi.
Namun, insiden mematikan ini mengguncang keyakinan lama masyarakat. Wartawan Haaretz, Josh Breiner, menyebutkan bahwa komunitas Yahudi ultra-Ortodoks di Bnei Brak kini hidup dalam kecemasan, merasa bahwa "perlindungan spiritual" yang selama ini mereka percaya, telah runtuh.
Bnei Brak, yang dikenal sebagai salah satu kota paling religius di Israel, jarang menjadi target langsung dalam konflik militer. Serangan roket kali ini dinilai sebagai titik balik dalam eskalasi konflik antara Israel dan Iran, yang telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Menurut laporan Times of Israel, total delapan orang tewas dalam serangan roket yang diluncurkan Iran ke berbagai wilayah Israel pada hari yang sama, termasuk di Petah Tikva dan Haifa. Sementara itu, hampir 300 warga dilaporkan mengalami luka-luka, 287 di antaranya harus menjalani perawatan di rumah sakit.
Hingga kini, otoritas pertahanan Israel belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai sistem pertahanan udara yang digunakan di wilayah Bnei Brak, serta alasan mengapa roket tersebut tidak berhasil dicegat.
Serangan ini menjadi simbol baru dalam konflik yang kian tak terduga, sekaligus mengguncang sendi-sendi spiritual masyarakat ultra-Ortodoks yang selama ini merasa berada dalam lindungan Tuhan.
? Sumber: Haaretz.com, TimesofIsraelcom, The Guardian, El País/updatebusantara