Pulang ke Kampung Kenangan: Puisi, Ekologi, dan Ziarah Batin di Tanjungbelit

Tanjungbelit, Halomedan.com -Pulang ke Kampar bukan sekadar perjalanan raga, tapi juga ziarah batin.
Di kampung halaman ini, kenangan dan akar budaya kembali hidup.
Dalam rangkaian Malam Bakti Religi dan Peduli Lingkungan yang ditaja oleh Polda Riau memperingati HUT Bhayangkara, saya mendapat kehormatan untuk menulis dan membacakan puisi berjudul "Risalah dari Akar yang Tersisa" di panggung ekologi—panggung hati yang sudah lama merindukan pulang.
Acara ini menjadi ruang pertemuan, bukan hanya antar insan, tapi juga antar zaman. Saya berjumpa kembali dengan sahabat lama, Kapolda Riau Jenderal Herry Heryawan, yang pernah bertugas di Batam ketika saya baru belajar mengeja dunia jurnalistik di awal 2000-an.
Hadir pula Gubernur Riau Edy Natar Nasution, Ustaz Abdul Somad—sesama alumni kampus IAIN Susqa (kini UIN Suska), dan dua filsuf publik yang selalu menggugah pikiran: Bang Rocky Gerung dan Bang Tommy F. Awuy.
Kehangatan juga hadir lewat pertemuan dengan Bupati Siak, Ibu Afni Zulkifli, seorang aktivis lingkungan dan mantan wartawan, sesama alumni Riau Pos. Energinya tetap menyala, seolah menyerap langsung semangat dari tanah dan sungai yang ia cintai.
Malam itu, kami semua para tamu tidur di bawah tenda, ditemani suara jangkrik, desir Sungai Subayang, dan semesta alam Tanjungbelit yang sunyi tapi penuh cerita.
Di antara dedaunan dan aroma tanah basah, terasa bahwa Riau belum lupa pada anak kampung yang sempat mengembara jauh, namun tak pernah benar-benar pergi.
Malam ini, saya akan kembali tampil di Panggung Rumah Singgah Tok Kadi, membacakan puisi yang diiringi petikan akustik dari Tatang Yudiansyah—Ketua Komisi Informasi Publik Riau dan sahabat paling kental dalam sunyi dan kata. Jika engkau ingin mendengar suara tanah yang pernah membesarkan kita, mari bersua di sana.rel