Minggu, 22 Juni 2025

Teguh Santosa: Munas JMSI Harus Mampu Jawab Persoalan Media Ditengah Gempuran Medsos dan AI

Administrator
Minggu, 22 Juni 2025 20:09 WIB
Teguh Santosa: Munas JMSI Harus Mampu Jawab Persoalan Media Ditengah Gempuran Medsos dan AI
Istimewa
Jakarta - Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) II tahun 2025 di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Sabtu, 21 Juni 2025.

Pembukaan munas ini dihadiri sejumlah tokoh penting seperti Gubernur Lemhanas, Ace Hasan Syadzily, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, Wakil Ketua Dewan Pers Totok Suryanto, Staff Ahli Menteri Imipas Abdullah Rasyid, dan sejumlah undangan lain seperti Hendri Satrio, Adhie Masardi dan lainnya.

Ketua Umum JMSI, Teguh Santosa mengatakan salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh media mainstream adalah kecenderungan masyarakat yang menempatkan platform media sosial sebagai sumber untuk mencari dan meletakkan informasi dan juga perkembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

"Dari perkembangan saat ini, banyak isu dan peristiwa yang terjadi seperti perang Rusia dan Ukraina, India dan Pakistan lalu yang terbaru Israel dan Iran. Apakah kita sebagai media massa masih dibutuhkan masyarakat sebagai pengelola informasi mengenai peristiwa tersebut?. Ini menjadi tantangan yang membutuhkan jawaban dari kita," katanya.

Teguh menambahkan, perkembangan teknologi menjadi hal yang tidak dapat dihindarkan. Akan tetapi, penyesuaian perkembangan tersebut dengan penyesuaian kinerja jurnalis harus dirancang sedemikian rupa sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang sebenarnya.

"Saya dalam beberapa jam terakhir mencoba membuat sebuah video dengan memanfaatkan kecanggihan AI, saya meminjam suara dari beberapa tokoh seperti pak SBY, pak Prabowo dan lainnya. Tapi pada akhirnya saya menyadari, tidak etis meminjam suara mereka dan belum tentu juga mereka sepakat dengan hal seperti itu," pungkasnya.

Lewat Munas JMSI kali ini, Teguh berharap seluruh anggota yang ada dari Aceh hingga Papua benar-benar membuat suatu terobosan dan upaya menyesuaikan perkembangan teknologi digital dengan dunia perusahaan pers.[R]

=======

Baca Juga:
Bicara di Munas JMSI, Nezar Patria: Masyarakat Sedang Kehilangan "Home of Clearing Information"

Misinformasi dan disinformasi menjadi salah satu dari top rank atau peringkat teratas yang menjadi Global Risk Report (Laporan Risiko Global) yang mengancam dunia. Dalam laporan Laporan Risiko Global 2025 disebutkan persoalan misinformasi dan disinformasi menjadi risiko jangka pendek teratas yang dapat memicu krisis dunia.

Hal ini menjadi salah satu poin yang ditekankan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patrias saat berbicara pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) II Tahun 2025 dengan tema "Bikin Terang Indonesia" di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Sabtu, 21 Juni 2025.

"Misinformasi dan disinformasi menjadi risiko jangka pendek peringkat kedua yang mengancam dunia," katanya.

Nezar Patria mengatakan, salah satu persoalan yang memicu hal tersebut adalah munculnya kebiasaan masyarakat yang mengedepankan media sosial sebagai tempat untuk menempatkan dan memperoleh informasi.

"Masyarakat sedang kehilangan media sebagai "House of Clearing Information". Karena itu, informasi mengenai fakta sesungguhnya tidak sampai kepada masyarakat dan ini berbahaya," ungkapnya.

Nezar berharap JMSI selaku organisasi yang menaungi perusahaan-perusahaan media berbasis siber di Indonesia mampu mengambil peran dalam mereduksi resiko global akibat persoalan misinformasi dan disinformasi yang terjadi di tengah masyarakat.

"JMSI menjadi harapan untuk bikin terang Indonesia lewat sajian informasi yang jelas dan akurat," pungkasnya.[R]

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Administrator
Sumber
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Teguh Santosa Kembali Dipercaya Nakhodai JMSI

Teguh Santosa Kembali Dipercaya Nakhodai JMSI

Buku Reunifikasi Korea Karya Dr Teguh Santosa Ditetapkan Rekor MURI Kategori Mahakarya Kebudayaan

Buku Reunifikasi Korea Karya Dr Teguh Santosa Ditetapkan Rekor MURI Kategori Mahakarya Kebudayaan

Komentar
Berita Terbaru