JAKARTA &md
ash; Pemerintahan Presiden Prabowo telah merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,2 persen menjadi 5 persen. Revisi ini diharapkan memperkuat fond
asi ekonomi Indonesia dalam menghadapi kebijakan tarrif sebesar 32 persen yang ditetapkan pemerintahan Donald Trump untuk produk Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat.Demikian antara lain disampaikan pengamat hubungan intern
asional Iskandar Z N
asution dalam keterangan kepada redaksi."Target pertumbuhan 5 persen adalah target yang realistis dan membuat Indonesia memiliki ruang gerak yang lebih lu
as untuk menumbuhkan peluang dan menguatkan pond
asi ekonomi Indonesia," ujar Iskandar.Salah satu cara untuk mensi
asati pengenaan
tariff Trump adalah dengan memanfaatkan keterkaitan industri di Indonesia dengan perusahaan induknya di negara-negara yang mendapat f
asilit
as khusus dari Amerika. Misalnya di Batam yang sebagian besar industri berorient
asi ekspor dan memiliki afili
asi dengan perusahaan induk di Singapura.
Iskandar sepakat dengan Presiden Prabowo yang telah mengarahkan Batam sebagai hub bagi ekspor produk-produk Indonesia. Namun berbagai kebijakan dan insentif untuk mem-booster Batam perlu dilakukan oleh Pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut.Iskandar memahami p
asti ada ahli ekonom yang selalu menyatakan bahwa tanpa pemerintah melakukan aksi pun, pertumbuhan Indonesia dapat mencapai 5 persen, yang dianggap merupakan komponen konsumsi m
asyarakat."Pelambatan ekonomi memang ada, tapi ini bi
asa saja, p
asti selalu terjadi ketika pemerintahan baru yang berku
asa. Kita harus ingat, yang baru bukan hanya jajaran Presiden dan Kementerian, juga di level Provinsi dan Kota serta Kabupaten. Ini impak dari pemilu serentak. Sehingga para pejabat saat ini sedang menyesuaikan kebijakan dengan target yang akan dicapai sesuai visi dan misi m
asing m
asing. Jadi memang m
asih butuh waktu untuk bisa running well," urai Iskandar lebih lanjut.Namun demikian, Iskandar mengingatkan pentingnya realis
asi Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Koper
asi Merah Putih (KMP) berjalan dengan mesin penuh untuk menjadi alat dari Pemerintah menstimulus perekonomian akar rumput.
Baca Juga:
"Kita jangan pernah lupa, krisis ekonomi global di tahun 2008 dapat kita lalui karena ekonomi akar rumput kita cukup kuat. Ini merupakan modal kita dalam menghadapi gejolak ekonomi global akibat kebijakan
tarif Trump," teg
as Iskandar.Iskandar menyakini, jika program MBG dan KMP sudah berjalan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, maka laju pertumbuhan ekonomi di wilayah yang sukses menjalankan program ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melebihi 5 persen."Kita membutuhkan komitmen kuat untuk merealis
asikan kedua program itu. Dan tentu saja, jika berjalan dengan baik akan menumbuh kembangkan dukungan m
assif dari m
asyarakat lu
as," demikian Iskandar.red