SOLO - Senyum Ayu (7) merekah saat menerima sepasang
sepatu berwarna hitam. Siswi kelas dua di salah satu SD di Kota Solo itu, telah lama mendambakan
sepatu baru"Senang, nanti dipakai buat sekolah," ucapnya lirih sambil memeluk erat
sepatu barunya.Hal senada juga diungkapkan Fikri (9). Bocah yatim itu juga mengaku gembira menerima
sepatu baru dengan ukuran kaki 36."Senang banget. Sudah lama pengen, tapi belum bisa beli," katanya sambil mencoba
sepatu barunya.
Bagi se
bagian anak, sepasang
sepatu mungkin sangatlah sepele. Tapi tidak
bagi mereka yang menjadi
bagian dari program ber
bagi sepatu yang digagas DPD Partai
Golkar Jawa Tengah.Program tersebut diumumkan langsung oleh Ketua DPD
Golkar Jateng, Mohammad Saleh ST MEn, dalam kegiatan rakor konsolidasi koordinasi dan workshop Fraksi Partai
Golkar DPRD Provinsi serta DPRD Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah yang digelar di The Sunan Hotel Solo, Jumat (25/7) sore."Sebenarnya kita sudah siapkan 1.000 pasang
sepatu bersama Pak Ketum (Ketua Umum
Golkar) Bahlil Lahadalia. Namun beliau berhalangan hadir karena masih di Papua. Saat ini kita mulai dengan 200 pasang dulu untuk Solo, Klaten, Boyolali, dan Sukoharjo," ungkap Saleh kepada awak media usai pembukaan rakor.Menurut Saleh, program ini bukan sekadar aksi karitatif semata. Namun, juga menyimpan kenangan pribadi yang sangat membekas. Dia mengingat betul masa kecilnya yang harus menerima
sepatu dengan ukuran lebih besar dari kakinya agar bisa dipakai lebih lama.
Baca Juga:
"Dulu waktu kecil,
sepatu saya dipanjangi ukurannya, biar awet, gak sesak. Karena kalau sudah kekecilan, susah beli baru. Saya gak mau adik-adik kita sekarang mengalami hal yang sama. Jangan sampai hanya karena gak punya
sepatu, mereka jadi gak sekolah," kenang Orang Pertama Partai Berlambang Beringin Jateng itu sembari matanya menerawang ke atas mengingat masa lalunya.Program
sepatu ini dirancang untuk menyasar pelajar tingkat SD dan SMP, meski beberapa siswa SMA juga akan dijangkau secara bertahap.Saleh yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng ini mengaku, usai Bahlil menyelesaikan agenda di Papua, 1.000 pasang
sepatu lainnya akan disalurkan ke berbagai daerah lain di Jawa Tengah secara periodik.Langkah kecil yang sederhana ini diharapkan menjadi awal dari perubahan besar. Bukan hanya dalam hal kehadiran siswa di sekolah, tetapi juga menumbuhkan semangat belajar dan percaya diri.
Sepatu mungkin hanya satu
bagian kecil dari perlengkapan sekolah, namun
bagi banyak anak, itu adalah pintu menuju masa depan yang lebih baik.rel